Model Konsep Keperawatan Dorothea Orem

Posted: September 5, 2010 in Asuhan Keperawatan

https://sailormanyahya.wordpress.com/wp-admin/mahasiswa Keperawatan Universitas Borneo Tarakan
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena, memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan (Afaf Ibrahim Meleis, 1997).

Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.

Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya. Sehingga bila mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan klien pada posisi bergantung karena self care merupakan perilaku yang dapat dipelajari.

Teori Dorothea Orem merupakan teori yang cukup menarik untuk dikaji dan dibahas karena termasuk teori yang cukup banyak digunakan dalam aplikasi praktik keperawatan dan penulis tertarik untuk menelaah teori ini, dimana ia hanya berfokus pada lingkup praktik keperawatan.
B.TUJUAN PENULISAN
1.Menjelaskan teori yang dikemukakan olehDorothea Orem meliputi : teori self care,
teori self care deficit, teori nursing system
2.Untuk menganalisis teori yang dikemukakan oleh Dorothea Orem.
3. Untuk memberikan masukan-masukan terhadap pengembangan teori Dorothea Orem.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.Latar Belakang Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
B. Paradigma
1.Person : Manusia memiliki kemampuan/kapasitas Refleksi diri & lingkungan serta berkreasi
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya.
2. Health : Suatu keadaaan sehat secara psikologi, interpersonal dan sosial.
3.Environment : Segala sesuatu yang berada di sekitar kita baik fisik, kimia, biologi dan sosial
yang juga dapat mempengaruhi individu dalam memenuhi kebutuhan self care-nya secara
optimal.
4.Nursing : sebagai human service, dimana keperawatan difokuskan bagi mereka yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri secara terus menerus.
C. Konsep keperawatan Dorothea Orem
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri klien untuk mencapai kemandirian dan kesehatan yang optimal. Orem mengembangkan tiga teori yang saling berhubungan yaitu teori “self care deficit”, teori
self care, dan teori nursing system(Tomey. Tiga teori tersebut berfokus pada peran
manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya dengan merawat
diri mereka sendiri.
1.Teori Self Care Deficit

Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan memiliki berbagai keterbatasan- keterbatasan dalam mencapai taraf kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri. Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami penurunan/defisit perawatan diri.
2.Teori Self Care

Wang and Laffrey (2004, p. 123) menyatakan bahwa self care adalah fungsi regulasi manusia yang berdasarkan pada kemampuan individu untuk melakukan perawatan dirinya. Hal tersebut digambarkan dalam hubungan antara self care, self care agency dan
therapeutic demand (tuntutan terapeutik).ketika klien tidak mampu melakukan perawatan
diri, maka deficit perawatan diri terjadi dan perawat akan membantu klien untuk
melakukan tugas perawatan dirinya
Self care :
Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang mempunyai

potensi untuk berkembang, atau mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan. Self care digunakan untuk mengontrol atau faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi aktivitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berproses untuk mencapai kesejahteraannya.
Self care agency :
Agen Perawatan Sendiri adalah kekuatan individu yang berhubungan dengan perkiraan

dan esennsial operasi-operasi produksi untuk perawatan mandiri. Ada 3 aspek yakni :
a. Agen ( Orang yang mengambil tindakan).
b. Self care agent ( Penyedia perawatan mandiri).
c. Dependent care agent ( Penyelenggara perawatan yang tidak mandiri)
Therapeutic Self care demands :
Tuntutan perawatan diri harus seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu dilakukan upaya-upaya dengan cara menggunakan metode-metode untuk mengembalikan kemampuan tersebut.
Nursing Agency :

Merupakan upaya keperawatan untuk dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan mencapai kemandirian yang dapat dilakukan dengan cara : mengenali kebutuhannya, memenuhi kebutuhan, melatih kemampuannya.
Conditioning factor:
Merupakan kondisi atau situasi di sekitar individu yang dapat mempengaruhi individu
dalam memenuhi kebutuhan self care-nya.
3.Teori Nursing System

Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendesain dan menyediakan perawatan yang mengatur kemampuan individu dan mencapai pemenuhan kebutuhan perawatan diri (Kozier, Erb, & Blais, 1997 dalam Jean Bridge, Sally Cabell, and Brenda Herring, 2006). Sistem pelayanan yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan self care individu dan memberikannya secara terapeutik sesuai dengan tiga tingkatan kemampuan :
1. Wholly compensatory nursing system
Diberikan pada klien dengan ketergantungan tinggi, jika :
a. tidak mampu melakukan aktivitas, contoh : klien tak sadar
b. tahu melakukan gerakan tapi tidak boleh ada gerakan, contoh pada klien
fraktur tulang belakang
c. tidak mampu memberi alasan tindakan self care tapi bisa dengan bimbingan,
contoh pada : retardasi mental
2. Partly comensatory nursing system

Diberikan pada klien dengan tingkat ketergantungan sebagian/parsial. Biasanya perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh klien, misalnya pada lansia.
3. Supportive educative nursing system
Diberikan dengan pemulihan/ketergantungan ringan. Memberikan pendidikan
kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi klien untuk melakukan self care

HOLLY COMPENSATORY SYSTEM

Menyelesaikan therapeutik self care klien
Kompensasi ketidakmampuan klien dalam memenuhi self care
Mendukung dan melindungi klien
PARTLY COMPENSATORY SYSTEM

Menjalankan beberapa kegiatan self care
Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare
Membantu klien sesuai kebutuhan
Tindakan
SUPPORTIVE –
EDUCATIVE SYSTEM
4.Kebutuhan self care menurut Orem
Terdapat tiga tipe kebutuhan self care menurut Orem yaitu kebutuhan universal dan
perkembangan perawatan diri/self care serta penyimpangan kesehatan.
Kebutuhan universal self care
•Menyeimbangkan pemasukan udara, air, dan makanan.

•Pembekalan perawatan berhubungan dengan proses eliminasi dan eksresi.
•Mencapai keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
•Menghindari risiko-risiko yang membahayakan bagi kehidupan, peran dan tercapainya
kesejahteraan
Meningkatkan fungsi/peran dan perkembangan dalam kelompok sosial berdasarkan
potensi manusia, batasan-batasan, dan keinginan manusia untuk menjadi normal
(Orem, 1985 dalam Meleis, 1997).
Kebutuhan perkembangan/kemajuan self care
•Menyeimbangkan kondisi kehidupan yang mendukung proses kehidupan dan
perkembangan, dimana manusia berproses menuju tingkat yang lebih tinggi dan
menjadi matang.
•Pembekalan keperawatan ditujukan untuk mencegah terjadinya kehilangan
kondisi/faktor yang mendukung perkembangan manusia.
Kebutuhan self care deviasi/penyimpangan kesehatan
•Menjaga individu dari kondisi lingkungan fisik maupun biologis yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit dan menimbulkan kesadaran terhadap efek dari
kondisi patologik.
•Secara efektif mengembalikan individu dari kondisi patologis seperti deformitas atau
abnormalitas dimanai perawat berupaya mengkompensasi gangguan yang terjadi.
•Memodifikasi konsep diri dan gambaran diri pada seseorang dalam menerima
kesehatan dan perawatan kesehatan.
•Mempelajari efek dari kondisi patologik dan penangan yang mungkin digunakan untuk
mengembangkan kemampuan individu.
D. Proses Keperawatan Menurut Teori Orem
Proses keperawatan menurut Orem terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dengan rasional ilmiah, implementasi dan evaluasi.
Pengkajian
Pengkajian diarahkan pada factor personal, universal self care, defelopmental self care,
health deviation, self care defisit
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan sesuai dengan self care defisit yang dialami oleh klien.
Perencanaan
Tujuan : dibuat sesuai dengan dignosa keperawatan, berdasarkan self care demand dan
meningkatkan kemampuan self care.
Membuat nursing system : Wholly compensatory, Partly compensatory, atau supportive
educative.
Membuat metode yang sesuai untuk membantu klien.
Pelaksanaan
Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan self care, memenuhi kebutuhan self care,
dan menurunkan self care deficitnya
Evaluasi
Menilai keefektifan tindakan perawatan dalam : meningkatkan kemampuan self care,
memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care deficitnya.

Tahap Pertama – pengumpulan data pada 6 area yaitu : status kesehatan individu; persepsi dokter tentang status kesehatan individu; persepsi individu tentang kesehatannya sendiri; tujuan kesehatan dalam konteks latar belakang kehidupan individu, gaya hidup, dan status kesehatannya; kebutuhan individu terhadap perawatan diri/self care; kapasitas individu untuk melakukan self care.
Tahap kedua : perawat menentukan tingkat ketergantungan individu, dimana perawat
dapat menetapkan apa yang akan dilakukan untu membantu individu/klien.
Tahap ketiga : melakukan tindakan keperawatan berdasarkan pada komponen diagnose
keperawatan. selanjutnya melakukan evaluasi tingkat keberhasilan perawatan

BAB III
PENUTUP
Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Konsep dan model keperawatan yang dikembangkan oleh Orem lebih menekankan pada
kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya tanpa ada
ketergantungan dengan orang lain (mandiri).
2.Model konseptual yang dikembangkan oleh Orem terdiri dari tiga yaitu theory deficit self
care, theory self caredan nursing system.
3.Ada tiga tingkatan kemampuan individu untuk mememnuhi kebutuhan self care-nya yaitu
wholly compensatory nursing system, Partly comensatory nursing system, Supportive
educative nursing system.
4.Proses keperawatan menurut Orem yaitu melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan

manajemen kasus melalui analisis data, mendesain sistem keperawatan dengan menentukan tingkat ketergantungan dan menetapkan diagnosa keperawatan; perencanaan untuk pemberian asuhan perawatan dan evaluasi untuk pengontrolan.

5. Teori model dan konsep yang dikemukakan oleh Orem memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan untuk perkembangan teori menjadi lebih baik dan bisa secara luas diaplikasikan di berbagai area keperawatan.

Komentar
  1. djo ceez berkata:

    thanks yaa wat infonya ….tugasq jd cepet kelar,,,hehehe 😀

  2. ircham Mc berkata:

    Sangat bagus dan ikut berterima aksih karena dengan tulisan tersebut saya dapat lebih banyak tahu ilmu keperawatan dan izinkan saya mengacu sebagai referansi dan saya sebutkan pula kode emailnya dan nama penulisnya.

Tinggalkan Balasan ke djo ceez Batalkan balasan